Keajaiban
Tangan Ibu
Bu, berangkat , ya .. pamit Itachi seraya menyalami
dan menciumi tangan ibu. Hati-hati, Itachi, pesan ibu pada mu. Oke, balas
Itachi, lalu segera berjalan menuju mobil jemputan nya, Sasuke, adik Itachi yang
masih tk asyik memperhatikan kakaknya. Selama ini, Sasuke tidak pernah
berpamitan dan menciumi tangan ibu nya. Tentu saja, karena ibunya mengajar di
TK yang sama. Setiap hari, Sasuke selalu berangkat bersama ibunya. Padahal,
diam-diam, Sasuke ingin juga menyalami dan menciumi tangan ibu nya seperti yang
biasa dilakukan Itachi setiap paginya.
Sabar,ya,Sasuke. Kalau sudah lulus TK, Sasuke bisa
sekolah ke SD bareng sama kak Itachi, hibur ibunya yuk berangkat nak.
Sasuke tersenyum senang. Bayangan menciumi tangan
ibunya sebelom berangkat sekolah melintas dikepala. Sungguh indah tetapi,
kenapa,ya, setiap mau berangkat sekolah, kak Itachi selalu menciumi tangan ibu?
Malam harinya, setelah selesai belajar, Sasuke
menghampiri Itachi yang sedang asik tiduran dikamar nya, kenapa sasuke? Tanya Itachi
yg menyambut kedatangan sasuke. Sasuke pun duduk disebelah Itachi dan bertanya
kak boleh nanya sesuatu engga? Tanya apa ? balas Itachi seraya bangun dari
tidurnya, lalu duduk disebelah adiknya. Kenapa kakak setiap pamit ke sekolah
selalu menciumi tangan ibu? Tanya Itachi. Sejenak Itachi berfikir, kemudian
menjawab, itu karena…,begini, sasuke…Itachi menghentikan perkataan nya, lalu
menatap adiknya dengan penuh kasih saying. Sasuke jadi semakin penasaran.
Sebelomnya kakak menjawab, Kakak mau Tanya dulu waktu sasuke kecil, Ibu
menyuapi makan sasuke pake apa?
Tanya itachi. Tangan, Jawab sasuke dengan pelan. Ibu
mengendong sasuke pake apa? Tanya itachi lagi, dan sasuke menjawab tangan. Dan adik-kakak
itu sambal menatap dengan mata Sharingan mereka masing-masing.
Ibu memandikan sasuke pakai apa? Tangan. Sekarang,
setelah sasuke besar kalau meminta uang saku pada ibu, ibu memberikan pakai
apa? Tangan juga, seru sasuke.
Nah, berarti tangan ibu ajaib, bisa membuat kita
menjadi sebesar seperti ini. Tangan ibu selalu memberikan kasih saying kepada
kita. Makanya, dengan mencium tangan ibu, berarti kita membalas kasih sayang
ibu, papar Itachi. Sasuke mengangguk, meskipun sebenarnya dia masih agak
kebingungan. Eh, satu lagi kalau kita mencium tangan ibu, keinginan kita akan
dikabulkan oleh ibu, kata itachi pelan membisiki ke telingan sasuke.
Ya, Sasuke tahu sekarang. Makasih kak, sasuke
mengulurkan tangan, ingin menyalami kakaknya. Begitu itachi menyambut nya,
sasuke pun langsung menciumi tangan kakaknya. Itachi pun kaget.
Kak, karena aku telah menciumi tangan kakak, maka
kakak harus mengabulkan keinginanku, kata sasuke sambal tersenyum hahaha. Kakak
harus membelikan aku coklat besok pagi! Seru sasuke dengan mata sharinggan nya
yang serem. Ups, tinggal Itachi yang bengong sendiri! Keluar dari kamar itachi,
sasuke mengetuk kamar ibunya. Ada apa sasuke? Tanya ibu setelah membuka pintu
kamar.
Selamat tidur,bu! Sasuke mengulurkan tangannya. Ibu heran,
tetapi, sasuke mengulurkan tangannya. Reza segera menciumi tangan ibu, ibu
semakin heran. Namun, ada rasa haru dan bahagia melihat tingkah sasuke. Selesai
menciumi tangan ibunya, sasuke melihat tangan ibunya lekat-lekat.
Ada apa dengan tangan ibu, sasuke? Kata kakak, tangan
ibu itu ajaib, bisa membuat sasuke jadi besar. Katanya lagi …, sasuke berhenti.
Kata kakak apalagi? Tanya ibu penasaran. Kalau aku menciumi tangan ibu, maka
ibu akan mengabulkan permintaanku, jawab sasuke. Memangnya, sasuke ingin apa? Sepeda
baru! Sepeda sasuke sudah rusak. Ibu tersenyum geli. Kalau begitu, sekarang
sasuke tidur aja dulu. Kita lihat besok, apakah tangan ibu benar-benar ajaib. Jadi,
besok beli sepeda baru? Horeee! Terimakasih ibu! Seru sasuke masukpu ke kamarnya seraya menciumi kembali tangan
ibu nya, sasuke pun masuk ke kamarnya sambil melonjak-lonjak kegirangan.
Malam ini, sasuke tidur dengan penuh senyum. Sasuke bermimpi
sangat indah, naik sepeda baru sambil makan coklat yang lezat. Ibu dan kakak
terimakasih ya, atas keajaiban tangan kalian! Teriak sasuke dalam tidurnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar